You are currently viewing MELANGKAH DI NEGERI GINSENG: CERITA DI BALIK PELATIHAN SMART GOVERNANCE – Bagian 13 (Tamat)

MELANGKAH DI NEGERI GINSENG: CERITA DI BALIK PELATIHAN SMART GOVERNANCE – Bagian 13 (Tamat)

Bagian 13 – Pulang ke Indonesia

Merapikan Barang Bawaan dan Sarapan Pagi Terakhir Pukul lima pagi, alarm di ponselku berbunyi pelan, membangunkanku dari tidur yang terasa lebih singkat dari biasanya. Hari ini adalah hari terakhirku di Korea Selatan, dan kenyataan itu terasa seperti pukulan lembut di hati. Aku bangkit dari tempat tidur, menyapu pandangan ke seluruh kamar yang selama beberapa hari terakhir telah menjadi rumah keduaku. Koperku tergeletak di sudut ruangan, terbuka, setengah terisi. Barang-barang berserakan di sekitarnya, seolah menanti untuk dirapikan. Dengan napas panjang, aku memulai tugas pagi itu: merapikan barang bawaan untuk pulang. Setiap barang yang kumasukkan ke dalam koper membawa cerita. Masker wajah dan produk kecantikan yang kubeli untuk oleh-oleh mengingatkanku pada malam yang tenang di Hyundai Premium Outlet. Jurnal kecil yang penuh dengan tulisan tangan mengembalikan ingatanku ke sesi-sesi pelatihan yang membuka wawasan baru. Bahkan sepasang kaus kaki yang sedikit lusuh membawaku kembali ke hari pertama, ketika aku berjalan di jalanan Incheon dengan semangat yang menggebu-gebu. Aku melipat pakaian dengan hati-hati, memastikan setiap lipatan terasa seperti penghormatan pada kenangan yang melekat pada barang-barang itu. Di sudut lain kamar, aku menemukan kartu nama yang kuterima dari berbagai rekan selama program ini. Beberapa dari mereka sudah menjadi teman dekat, sementara yang lain adalah inspirasi besar. Aku memasukkan kartu-kartu itu ke dalam saku koperku, berharap bahwa hubungan ini tidak akan berhenti di sini. Aku merasa bahwa setiap kartu nama itu adalah jendela kecil ke dunia yang lebih luas, sebuah pengingat bahwa program ini bukan hanya tentang belajar, tetapi juga tentang membangun jaringan dan koneksi. Sementara aku terus membereskan barang-barangku, langit di luar mulai memancarkan cahaya lembut. Pagi di Songdo terasa tenang, dengan semilir angin yang menyelinap melalui celah jendela. Aku berhenti sejenak, menatap keluar, membiarkan pemandangan itu tertanam dalam ingatanku. Kota ini telah memberiku lebih dari yang kubayangkan, dan aku tahu bahwa meninggalkannya tidak akan mudah. Tetapi aku juga menyadari bahwa setiap perjalanan harus memiliki akhirnya, karena akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Setelah semua barang terkemas rapi, aku menutup koperku dengan perlahan, memastikan semuanya sudah siap. Aku merasa lega, tetapi juga ada rasa berat di hati. Kamar ini, yang awalnya terasa asing, kini telah menjadi tempat yang penuh dengan kehangatan dan kenangan. Aku berjalan ke arah pintu, menoleh sekali lagi ke dalam ruangan, seolah mengucapkan selamat tinggal pada tempat yang telah menjadi bagian dari perjalananku.

Leave a Reply