You are currently viewing Pengaruh Handphone Terhadap Karakter Siswa Kelas 8 E SMP Negeri 8 Pangkalpinang

Pengaruh Handphone Terhadap Karakter Siswa Kelas 8 E SMP Negeri 8 Pangkalpinang

Oleh Sri Yulita Dewi, S.Psi. (Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 8 Pangkalpinang)

  1. Pendahuluan

Melalui peran teknologi informasi (TI), kehidupan manusia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Harus diakui, munculnya titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan pada kehidupan manusia, telah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk mempermudah semua aspek kehidupan dengan bantuan teknologi. Sebab itu, dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih. Cara berkomunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya, kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak.

Sejatinya, manusia memiliki kemampuan untuk melihat masa depan. Dengan akal pikirannya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diingininya. Oleh sebab itu,antara ilmu dan teknologi saling berkaitan erat karena tanpa ilmu tidak ada penerapan baru untuk teknologi,dan tanpa teknologi tidak ada yang akan menikmati penemuan ilmu.

Sekarang ini, perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya. Berkat perkembangan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) inilah manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan,sehingga dalam kegiatan hidupnya tersedia berbagai kemudahan yang memungkinkan kegiatannya lebih efektif serta efisien.

Semula,teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi.

Terlepas dari itu,perkembangan dan kemajuan iptek disatu sisi membuat seseorang merasa gembira karena dapat mengakses informasi dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah. Namun disisi lain sangat memprihatinkan karena kemajuan iptek dapat pula menimbulkan dampak negatif bagi generasi muda khususnya para pelajar.

Terlebih bilamana kondisi tersebut tidak diimbangi dengan pembinaan di bidang iman dan takwa (imtak) baik oleh para guru, orang tua, masyarakat, serta pelajar itu sendiri. Sebagai contoh; adanya perkembangan dan kemajuan iptek yang sedemikian canggih di bidang telekomunikasi khususnya handphone.

Beberapa tahun yang lalu handphone hanya dimiliki oleh kalangan pembisnis yang memang benar-benar membutuhkan itu untuk kelancaran pekerjaannya. Seiring berjalannya waktu handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan. Baik yang sangat membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan. Termasuk bagi pelajar, perkembangan teknologi semakin memasyarakat dikalangan siswa.

Dengan handphone yang melalui fitur-fitur lengkap membuat pelajar mampu mengakses informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif singkat dan hampir bersamaan, serta dengan biaya yang relatif murah. Sehingga dapat membantu siswa dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan materi-materi pembelajaran yang diberikan di sekolah. Dampaknya prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Namun di lain pihak, handphone pun dapat menimbulkan dampak negatif terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan penggunaan handphone oleh para siswa,sehingga handphone juga dapat membuat prestasi sebagian pelajar menurun.

Sekarang ini,handphone dapat dikatakan sebagai sakunya seorang pelajar, sebab hampir semua anak didik mengantongi handphone. Hal ini merupakan kebanggaan bagi orang tua,karena mempunyai anak yang tidak ketinggalan zaman. Orang tua menyadari akan pentingnya handphone bagi anaknya dengan berbagai alasan, namun mereka tidak menyadari bahwa disamping itu handphone juga mempunyai dampak negatif.

Tantangan dunia pendidikan adalah etika,etika moral seorang siswa,hal ini tercermin dari ditemukannya beberapa handphone siswa yang berisikan video porno. Kondisi ini menunjukkan kurangnya kesadaran siswa akan moral. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi,berbagi,mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video.

Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Namun terkadang juga handphone dapat mengganggu atau memiliki beberapa hal negatif, sehingga akan mengganggu proses belajar siswa. Misalnya, minat mereka dalam belajar menjadi berkurang di karenakan mereka lebih sibuk untuk saling berkiriman pesan.

Banyaknya siswa yang menggunakan handphone, tentunya menjadi tantangan besar bagi setiap guru yang membimbing. Para guru harus bekerja ekstra mengingatkan para siswa agar bijak menggunakan handphone milik mereka. Termasuk mengarahkan siswa memanfaatkan perangkat teknologi ini untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Untuk mengantisipasi hal-hal negatif dalam penggunaan handphone, tentunya sejumlah guru setiap hari harus memberikan satu pengarahan atau imbauan kepada siswa. Misalnya, tentang ketertiban siswa di sekolah, sopan santun siswa ketika menggunakan media sosial (medsos), dan lainnya. Melalui arahan dan bimbingan para guru, para siswa diharapkan dapat memilah mana perilaku yang baik dan buruk, serta mengetahui  betul seperti apa dampak dari penggunaan handphone ataupun medsos jika tak sesuai norma dan aturan.

Termasuk yang diterapkan bagi para siswa kelas 8E SMP Negeri 8 Pangkalpinang. Dalam artian, penggunaan handphone dibolehkan,

apabila ada mata pelajaran yang membutuhkan searching informasi, tapi kalau tidak ada hal-hal atau materi yang perlu dicari, tentu saja tidak boleh digunakan saat proses kegiatan belajar mengajar (KBM).

Harus diakui, handphone dilihat dari sisi positifnya yaitu dapat menjadi jendela dunia. Semua orang termasuk siswa bisa tahu apa saja lewat handphone, maka yang perlu dikuatkan adalah ahlak dari siswa itu sendiri. Sejatinya, siapapun tidak boleh merampas hak anak untuk tidak boleh memainkan handphone, tapi yang perlu diterapkan adalah bagaimana para siswa mampu menggunakannya dengan bijaksana.

 

  1. Tinjauan Pustaka

Banyak definisi yang menjelaskan pengertian tentang handphone. Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik dua arah yang bisa dibawa kemana-mana dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan pesan berupa suara. Handphone juga adalah salah satu alat telekomunikasi yang didalamnya terdapat fasilitas seperti SMS, MP3, video, kamera, record sehingga handphone menjadi alat multimedia. Pengertian tersebut merupakan pengertian handphone secara umum.

Dalam  keseharian kini manusia hampir tidak bisa lepas dari handphone. Apalagi dengan semakin berkembangnya handphone sehingga alat ini memiliki berbagai fungsi sekaligus. Bukan hanya sebagai alat komunikasi saja namun telah berkembang menjadi alat dengan fungsi lainnya seperti sebagai media hiburan, media bisnis, dan sebagainya.

Kini masyarakat juga dikenalkan dengan istilah smartphone atau ponsel pintar. Sebutan untuk handphone yang bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Sebelum handphone memiliki fungsi seperti sekarang ini, handphone telah mengalami perjalanan yang panjang sejak awal kemunculannya.

Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa kemana-mana (portable) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless).

Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS (Advance Mobile Phone Service). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service (NAMPS) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga sistem ini dapat digunakan untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya. Pada tahun 1981 muncul NMT (Nordic Mobile Telephone System). Pada tahun 1982 muncullah GSM (Global System For Mobile Communination).

Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler berdasarkan teknik penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95. Dengan menggunakan protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja SEC. Normal yang berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54.

Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division Multiple Access (CDMA) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20 kali pada sistem selulernya. Konsep inilah yang menjadikan sistem berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru handphone yaitu era generasi ke-4 (4G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.

Selain pengertian handphone, sejarahnya juga perlu juga diketahui karena handphone yang sekarang digunakan tidak tercipta secara instan. Handphone terus mengalami perkembangan sejak awal kemunculannya. Handphone pertama yang ada jauh dari apa yang bisa digunakan sekarang ini. Namun tanpa adanya handphone pertama tentu tidak akan ada teknologi yang sangat berguna bagi manusia untuk berkomunikasi sekarang ini.

Martin Cooper merupakan penemu pertama dari sistem telepon genggam. Ia merupakan karyawan dari perusahaan Motorola. Ia menemukan handphone untuk pada tahun 1973. Ada juga yang mengatakan bahwa penemu telepon genggam bukan hanya Martin Cooper namun juga seluruh anggota tim dari divisi yang ada bersamanya. Tipe pertama dari handphone adalah Dyna TAC. Ide dari tipe ini dicetuskan oleh Cooper. Dimana alat tersebut bisa dibawa kemana-mana dengan cara yang fleksibel.

Sejarah penemuan handphone tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2MHz. Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).

Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler mulai diperkenalkan.Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.

Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTNlandline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini.

Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.

Selanjutnya hadir telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon genggam.

Berakhirnya masa 1-G, generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA,sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut,GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.

Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan pengguna.

Selanjutnya hadir generasi ketiga atau disebut juga 3G, yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan Windows Mobile.

Sedangkan Generasi keempat atau disebut juga Fourth Generation (4G), merupakan sistem ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lain-lain.

Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir,4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain.

Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk buku, guru, atau sesame teman. Yang dimaksud dengan perubahan sikap disini, apabila sseorang yang semula tidak tahu, maka setelah mempelajari sesuatu ia akan berubah menjadi tahu yang selanjutnya akan terjadi perubahan tingkah laku.

Sebutan “pelajar” diberikan kepada peserta didik yang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuannya. Secara umum, pelajar merupakan individu-individu yang ikut serta dalam proses belajar. Sedangkan, dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik.

Mengapa disebut sebagai pelajar? Karena mereka mengikuti pembelajaran dalam pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan dan belajar berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ilmu agama, bahasa, dan lain sebagainya. Dengan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, diharapkan pelajar mampu mengembangkan dirinya baik secara emosional, sosial, bahasa, intelektual, moral maupun kepribadiannya agar lebih ke arah yang lebih positif agar nantinya dapat membangun dan memajukan bangsa dan negara serta agama.

Perkembangan yang dialami oleh setiap pelajar berbeda-beda. Tergantung pada proses belajar yang ia peroleh. Perkembangan pada diri pelajar yang baik adalah perkembangan yang menuju pada hal-hal yang positif. Akan tetapi,beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah yang negatif,sebagai contoh adalah aksi premanisme yang dilakukan oleh pelajar dan pergaulan bebas seperti yang sering kita lihat sekarang. Dan yang sedang trend atau populer sekarang sering disebut dengan “Kids Jaman Now”.

Pelajar adalah istilah lain dari siswa atau murid atau peserta didik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan,pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.

Terdapat beberapa ahli yang telah mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pelajar. Menurut Sinolungan (1997),pengertian pelajar secara luas adalah setiap orang yang terlibat dengan proses pendidikan untuk memperoleh pengetahuan sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam arti sempit, pengertian pelajar adalah setiap siswa yang belajar di sekolah.

Menurut Nasution, belajar merupakan suatu kegiatan untuk menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pelajar adalah orang yang melakukannya atau pelakunya.

Sudjana mengemukakan, bahwa pengertian belajar adalah setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja agar tercipta suatu kegiatan edukatif yang terjalin antara pengajar (pendidik) dengan pelajar (peserta didik). Pelajar pada dasarnya diartikan sebagai pengguna dari jasa yang diberikan oleh pendidik atau pengajar tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelajar adalah individu yang ikut dalam kegiatan belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pelajar merupakan aset yang sangat penting bagi suatu negara. Karena generasi penerus banga yang diharapkan adalah pelajar yang nantinya dapat menjadi individu yang dapat memajukan agama, bangsa dan negara.

Selain itu, pelajar yang diharapkan adalah generasi yang nantinya dapat membuat pergaulan sosial juga semakin baik. Keberhasilan atau kegagalan seseorang siswa menunjukkan prestasi belajar yang dicapai, sedangkan kecerdasan seseorang akan mempengaruhi prestasi belajar.

Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid atau anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah merupakan subjek belajar.

Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statement dikatakan bahwa murid atau anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa, agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.

Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid atau anak didik disebut sebagai subjek belajar.

Karakter berasal dari bahasa latin yaitucharacteryang didalam bahasa Arab disebut juga khuluq berarti watak, tabiat, budi pekerti, sifat-sifat kejiwaan dan akhlak. Secara terminologi (istilah) karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Di dalam buku Pendidikan Karakter Masnur Muslich mengutip kalimat Al-Ghazali yang menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak (khuluq), yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Miskawaih mengartikan karakter sebagai suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikirkan atau dipertimbangkan secara mendalam.

Sebagian para ahli mengaggap karakter hampir sama dengan kepribadian, namun Zubaidi dalam bukunya menyebutkan, bahwa ada perbedaan karakter dengan kepribadian, kepribadian cendreung terbebas dari nilai. Karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity).

Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa karakter siswa adalah tindakan yang dilakukan siswa berdasarkan keadaan jiwa yang terjadi secara spontan dan tidak perlu dipikirkan lagi atau bertindak karena telah dilatih secara terus-menerus, dan menjadi sebuah kebiasaan sehingga tindakan tersebut terjadi secara spontan.

Siswa bisa menjadi pribadi yang baik dan menjadi manusia yang berakhlak mulia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa mampu bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Heri Gunawan menyebutkan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter ada 2, yaitu:

  1. Faktor Intern

Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah :

  1. Insting atau naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan. Sedangkan naluri merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang asli.

  1. Adat atau kebiasaaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan. Sehubungan kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang, sehingga mudah dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan diri untuk mengulang-ulang perbuatan baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter) yang baik padanya.

  1. Kehendak atau kemauan

Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras (azam).

  1. Suara batin atau suara hati

Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani.

  1. Keturunan

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam yaitu: sifat jasmaniah dan sifat ruhaniah.

  1. Faktor ekstern
  2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada pada masyarakat.

Abu Ali Akhmad Al-Miskawaih menyebutkan, bahwa Aristoteles pernah berkata di dalam Book on Ethics dan Book on Categories, Aritoteles mengungkapkan bahwa orang yang buruk bisa berubah menjadi baik melalui pendidikan.

Abdullah Nashih Ulwan berpendapat bahwa tugas pendidik adalah melaksanakan pendidikan ilmiah, karena ilmu mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian dan emansipasi harkat manusia. Abdurrahman al- Nahlawi menjelaskan bahwa tugas pendidik ialah mengkaji dan mengajarkan ilmu ilahi, sesuai dengan Firman Allah SWT dalamAlquransurat Ali Imran yang artinya,Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” akan tetapi (Dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

  1. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga dengan alam sekitar.

Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi karakter, maka sekolah bisa menjadi salah satu tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
Proses belajar di sekolah bukan saja sekadar menguasai teori-teori yang diberikan guru, tetapi juga bagaimana siswa bisa menjadi pribadi yang berkarakter melalui proses belajar. Untuk itu pendidikan di sekolah harus mampu mengembangkan karakter siswa dengan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan norma dan agama.

Untuk itu di Indonesia telah dirumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu:

  1. Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya.
  2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri.
  3. Jujur.
  4. Hormat dan santun.
  5. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama.
  6. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah.
  7. Keadilan dan kepemimpinan.
  8. Baik dan rendah hati.
  9. Toleransi, cinta damai dan persatuan.

Setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-Asma al-Husna. Sifat-sifat dan nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter positif yang dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak karakter yang bisa diteladani dari nama Allah itu, dapat dirangkum dalam 7 karakter dasar, yaitu:

  1. Jujur.
  2. Tanggung Jawab.
  3. Disiplin.
  4. Visioner.
  5. Adil.
  6. Peduli.
  7. Kerja Sama.

Menurut Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang harus dikembangkan di lingkungan sekolah, yaitu:

  1. Religius: karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran, terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeuk agama lain.
  2. Jujur: karakter jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  3. Toleransi: adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  4. Disiplin: karakter disiplin yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh kepada berbagai ketentuan dan peraturan.
  5. Kerja Keras: adalah perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
  6. Kreatif: adalah berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki.
  7. Mandiri: merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  8. Demokrasi: adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
  9. Rasa ingin tahu: merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
  10. Semangat kebangsaan: merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  11. Cinta tanah air: adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
  12. Menghargai prestasi: karakter ini merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
  13. Bersahabat: karakter ini adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
  14. Cinta damai: yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
  15. Gemar membaca: ini adalah sebuah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  16. Peduli sosial: adalah karakter yang berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
  17. Peduli lingkungan: adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  18. Tanggung jawab: adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Di dalam buku Pendidikan Karakter Abdul Majid danDian Andayani menyebutkan bahwa mantan Presiden RI pertama Soekarno pernah menegaskan bahwa: “Agama adalah unsur mutlak dalam Nasional and Character Building”. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sumahamijaya yang mengatakan bahwa karakter harus mempunyai landasan yang kokoh dan jelas. Tanpa landasan yang jelas, karakter kemandirian tidak punya arah, mengambang, keropos sehingga tidak berarti apa-apa. Oleh karenanya, fundamen atau landasan dari pendidikan karakter itu tidak lain haruslah agama.

Selain itu, guru juga berpengaruh terhadap karakter siswa karena guru adalah salah satu sosok yang akan menjadi teladan bagi siswa dalam bertindak dan bersikap dilingkungannya. Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan karakter di sekolah, bahkan sangat menentukan berhasiltidaknya peserta didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh.

Dikatakan demikian, karena guru merupakan figur utama, serta contoh dan teladan bagi peserta didik. dalam pendidikan karakter guru harus mulai dari dirinya sendiri agar apa-apa yang dilakukannya dengan baik menjadi baik pula pengaruhnya terhadap peserta didik.

Di sekolah, para murid memiliki tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri. Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan belajar, aspek yang berhubungan dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi.

 

  1. Pengaruh Handphone

Dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar,diantaranya akan mempermudah komunikasi (melakukan komunikasi dengan orang tua). Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan handphone sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan.

Selain itu, dapat pula membantu siswa dalam mencari informasi iptek lewat internet. Hal ini sangat dimungkinkan dengan penemuan seri handphone canggih generasi 4G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat handphone.

Tak hanya itu,handphone juga akan memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa didapatkan dengan mendownload aplikasi java maupun aplikasi lainnya yang disesuaikan dengan kemampuanhandphone masing-masing.Juga akan mempermudah kegiatan belajar, karenahandphone yang dilengkapi feature seperti document viewer dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf secara portable dengan mudah.

Handphone pun mampu membantu pelajar untuk berlatih English conversation dengan format Mp3 atau Mp4, menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan feature Mp3 player atau radio FM, sertaberbagaikemudahandanmanfaatpositiflainnya.

Namun selain dampak positif dalam penggunaan handphone, akan muncul pula dampak negative bagi pembentukan karakter para siswa dalam belajar. Itu artinyapemakaianhandphone terhadap pelajar itu sangat membahayakan jika digunakan dengan maksud yang tidak jelas dan dapat merugikan baik diri sendiri maupun orangtua maupun guru. Handphonedapat menghambat pemberian pelajaran kepada para siswa, karenamenyebabkanmenurunnyakonsentrasi belajar.

Misalnyasaja konsentrasi terhadap pelajaran menjadi berkurang karena siswalebih mementingkan handphonemereka yang digunakan untuk ber-SMS atau WAsama teman maupun membalas SMS/WA dari teman. Terlebih lagi sekolah yang memiliki pengawasan yang kurang ketat sehingga para siswa memiliki waktu luang untuk melakukanitu. Waktu belajar pun banyak digunakan untuk bermain handphone. Selain itu di waktu malam hari yang biasanya dahulu digunakan para pelajar untuk belajar, sekarang malah digunakan telepon-teleponan, SMS-an atau WA-an.

Penggunaan handphone juga akan berdampak negative, bila siswa bermain game saat guru menjelaskan pelajaran. Fitur-fitur yang ada di handphone diakui atau tidak dapat mengganggu perkembangan siswa, seperti  fitur kamera, games, gambar, dan fasilitas yang lain, mudah mengalihkan perhatian siswa dalam menerima pelajaran di sekolah (kelas).

Dampak negative lainnya, siswa mudah disibukkan dengan memanggil atau  menerima panggilan, SMS, WA, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.Lebih parah lagi dengan handphone, siswa dapat melakukan kecurangan dalam ulangan.

Tak kalah mengkhawatirkan, dengan handphone siswa dapat dengan mudah mengirim atau menerima tulisan maupun gambar yang tidak senonoh, dan tidak selayaknya dikonsumsi pelajar tingkat SMP. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka peserta didik akan dewasa sebelum waktunya. Sebab itu, guru maupun sekolah harus bersikap tegas agar para siswa taat dan patuh pada aturan sekolah terkait dengan teknologi handphone ini.

Satu realita lagi sebagai dampak dari adanya handphone yaitu pengeluaran orangtuaa tahu siswa menjadi bertambah dengan kata lain lebih boros dibandingkan sebelumnya. Dengan anggaran orang tua yang serba minim para siswa memaksa orang tuanya untuk dapat dibelikan handphone. Belum lagi nilapara siswa setelah itu meminta uang kepada orangtua untuk membeli pulsa setiap bulan bahkan setiap hari untuk paket data, SMS maupun bicara.

Sebab itu,penggunaan handphone di sekolah akan berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Apalagi bila kondisi tersebut tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. Karenanya diperlukan perhatian secara seksama dari berbagai pihak yang terkait baik dari orang tua, guru, dan lingkungan karena jika dibiarkan secara berlarut-larut maka kondisi semacam ini justru menimbulkan kerugian yang cukup besar baik pada siswa.

Untuk itulah, diperlukan sejumlah upaya yang mungkin dapat diterapkan terkait penggunaan handphone ini, di antaranya:

  1. Profesionalisme guru di dalam pembelajaran

Profesionalitas guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan karena kemampuan guru dalam mengelola kelas serta menyampaikan materi-materi pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik, pembelajaran tidak membosankan pelajar sehingga siswa menjadi antusias dalam mengikuti materi-materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, dapat meningkatkan prestasi belajar pelajar.

  1. Adanya pelarangan penggunaan handphone pada waktu-waktu tertentu

Pelarangan pemakaian handphone pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung sangatlah efektif, karena siswa tidak dapat dengan leluasa tukar menukar jawaban bilamana guru memberikan kuis. Ini artinya para  siswa memiliki kesadaran untuk meningkatkan kualitas dirinya melalui proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

  1. Peran serta orang tua dan masyarakat

Kepedulian orang tua dan masyarakat pada aktivitas anak-anaknya di luar lingkungan sekolah sangat memengaruhi pembentukan mentalitas anak. Hal ini perlu dicermati karena keberadaan anak di lingkungan sekolah. Sebab itu, perlu kiranya dijalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan pihak keluarga dan masyarakat sekitar, sehingga siswa dengan penuh kesadaran tidak mengakses gambar-gambar yang berbau pornografi yang akhirnya dapat merusak mentalitas mereka.

  1. Kesadaran dari setiap pelajar

Timbulnya kesadaran dari setiap siswamemiliki handphone untuk hal-hal yang bersifat positif, bukanberlomba-lomba memiliki handphone yang bermerek demi meningkatkan status sosial pelajar, sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian handphone di lingkungan sekolah yang dapat meresahkan lingkungan sekolah dan siswa itu sendiri.

  1. Pengetahuan siswa tentang efek penggunaan handphone

Adanya pengetahuan siswa mengenai efek penggunaan handphone sangat membantu setiap pelajar dalam menggunakan handphone. Hal ini dikarenakan semakin sering mereka menggunakan handphone untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, maka radiasi yang dipancarkan oleh handphone ke dalam tubuh semakin meningkat dan dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh mulai dari tingkat molekuler, susunan atom-atomnya bahkan sampai pada perubahan sistem yang ada pada tubuh seperti sistem hormonal, enzim dan metabolism tubuh sampai perubahan struktur DNA. Untuk tingkat molekuler misalnya dapat menimbulkan gangguan pada sistem syaraf pusat, gangguan pada pengaturan fungsi kelenjar buntu oleh syaraf dan perubahan permeabilitas pembuluh darah, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan dan berdampak pada prestasi belajar pelajar.

 

  1. Pemanfaatan Handphone untuk Media Pembelajaran

Kurang bijak kiranya jika sekolah mengambil jalan pintas membuat aturan melarang siswa membawa ponsel ke sekolah sementara sekolah senantiasa dituntut mengikuti laju perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Yang perlu sekolah lakukan berkenaan dengan trend ini adalah mengelola bagaimana memetik sisi positif dengan memberdayakan ponsel siswa sebagai media pendukung pembelajaran.

Misalnya saja sekolah mestinya memiliki website resmi (jika memungkinkan) atau setidaknya Blog yang dikelola dengan baik yang di dalamnya disediakan link ke situs-situs lain, yang memuat informasi edukatif dan dapat diakses melalui ponsel siswa. Setiap guru di sekolah tersebut diminta berperan sebagai kontributor dengan menyusun resume bahan ajar yang akan dan atau telah dibahas di ruang kelas. Syukur jika para guru tersebut mampu membuat bahan ajar dalam bentuk media interaktif untuk di-upload dan dapat di-download oleh siswa. Selain guru, siswa juga diminta berkontribusi untuk memanfaatkan situs sekolah sebagai wahana untuk berkreasi (misalnya untuk penulisan pantun atau puisi, cerpen, resep makanan, dsb), mengungkapkan pendapat, atau sekadar mejeng dengan menampilkan foto-foto terbaik mereka.

Mengantisipasi penyalahgunaan ponsel pelajar di sekolah tentu sekolah harus secara periodik melakukan pembinaan dan pemantauan(dapat dilakukan melalui razia). Jika ditemukan penyimpangan dari penggunaan ponsel tersebut, siswa bersangkutan dapat diberi sanksi sesuai kadar penyimpangannya. Jika kadar penyimpangannya parah (misal berbau kriminal atau porno vulgar) dapat diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah.

Jika dicermati ternyata ponsel tidak melulu hanya untuk SMS, WA, dan menelepon saja, namun beragam fungsi ponsel tentunya dengan spesifikasi khusus. Zaman makin maju, pengetahuan dan teknologi pun demikian, maka tak heran bermunculan ponsel dengan beragam fungsi dan fitur-fitur modern. Nah, kecanggihan ponsel yang demikian itu mengapa tidak dimanfaatkan guru untuk memajukan pembelajaran atau pendidikan di sekolahnya. Sebab ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan semakin modern-nya handphone.

Misalnya saja, handphone berfungsi sebagai alat hitung (menggantikan kalkulator), alat bantu menterjemah bahasa secara digital, media komunikasi dan sarana bimbingan siswa (SMS, WA, Line, dll untuk mengingatkan siswa agar mengerjakan PR, untuk saatnya belajar, dsb), alat mengambil gambar atau foto untuk bahan belajar, mengecek email, melakukan pencarian on-line, dan merekam podcast.

Saat ini kebanyakan sekolah di daerah tak mampu memberikan komputer untuk tiap murid. Handphone menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut. Dengan demikian, para guru bisa membuat blog (web log, catatan di situs internet) lewat handphone, para siswa bisa mencari informasi pembelajaran di internet lewat handphone, handphone juga berfungsi sebagai pengatur jadwal (gunakan fasilitas reminder), handphone berfungsi sebagai pengganti buku kecil untuk menyimpan catatan, serta handphone berfungsi sebagai media penyimpanan file tugas sekolah.

Selain manfaat diatas Kita bisa melakukan berbagai hal denganponsel, jadi mengapa tidak dipakai untuk mengajar juga? Bagi siswa sesuatu hal menarik seperti ponsel yang sehari-hari mereka pakai bersenang-senang, bisa memberikan mereka alternatif baru untuk belajar di luar kelas di mana cara ini memanfaatkan kecintaan anak-anak pada teknologi terkini. Dengan ponsel sebagai media pembelajaran diharapkan anak-anak lebih termotivasi untuk memakai ponsel mereka untuk tujuan yang mendidik. Bukan malah melarang atau menghindarinya, namun kita harus memikirkan cara untuk mencegah mereka menyalahgunakan ponsel.

Ada sejumlah kelebihan dan kelemahan handphone bagi pembelajaran. Adapun kelebihan handphone yaitu lebih ringkas daripada alat peraga dan buku teks, bisa dibuka kapan dan dimana saja, dapat menyimpan semua materi pelajaran yang diperlukan berupa file PDF, DOC. Flash bahkan video dan audio. Selain itu, materi pelajaran yang dimiliki dapat dengan mudah disebar ke semua siswa yang memiliki handphone siswa, yang dapat membuka file-file dokumen, video dan audio.

Handphone juga mudah dibawa-bawa, tidak membutuhkan tempat seperti tas besar untuk menyimpan buku-buku pelajaran termasuk dokumen-dokumen yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Beberapa aplikasi yang disediakan oleh pengembang atau produsen handphone dan juga aplikasi-aplikasi yang disediakan oleh pihak ketiga memiliki kemampuan untuk menciptakan kelas-kelas online atau kelas diskusi dengan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Handphone juga dapat mengatasi kekurangan yang dialami oleh siswa yang memiliki prilaku kurang respon, atau tidak agresif atas kondisi kelas sebenarnya. Bila perlu kelas online yang dibentuk melibatkan orang tua siswa untuk mengawasi langsung kegiatan dan perkembangan kemampuan anaknya, tanpa mengganggu proses pembelajaran. Pengawasan orang tua sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Handphone juga dapat memudahkan guru untuk melakukan kontrol dan pengawasan terhadap siswa atas waktu-waktu belajarnya, baik didalam maupun diluar kelas. Sekolah atau guru dapat mengakomodir kebiasaan siswa terhadap penggunaan handphone. Dengan membiarkan siswa menggunakan handphone pada jam pelajaran akan membawa siswa pada situasi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan handphone yaitu harus mengunduh beberapa aplikasi, memerlukan biaya untuk mengunduh. Kalau lowbatt tidak bisa dibuka karena bila dibuka sambil di-charge menyebabkan baterai kembung. Tulisan di handphone sangat kecil-kecil karena layarnya memang kecil, dan belum tentu juga kompatibel pada OS tertentu.

 

  1. Kesimpulan dan Saran

Handphone merupakan salah satu dari produk iptek yang sangat canggih. Hal ini dikarenakan handphone mampu mengakses informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif singkat dan hampir bersamaan serta biaya yang relatif murah. handphone dapat menimbulkan dampak positif dan negatif dalam membentuk karakter siswa. Upaya yang mungkin dapat diterapkan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan handphone antara lain yaitu profesionalisme guru di dalam pembelajaran, adanya pelarangan penggunaan handphone ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, peran serta orang tua dan masyarakat sangat membantu perkembangan karakter siswa. Selain itu, diharapkan munculnya kesadaran dari setiap siswa mengenai manfaat penggunaan handphone dan  efek penggunaan handphone yang dapat menunjang karakter siswa tersebut.

Terkait penggunaan handphone, tidak perlulah seorang pelajar menggunakan handphone dengan fitur-fitur yang berlebihan karena dapat mengganggu pembentukan karakter siswa. Ini artinya siswa hanya menggunakan handphone seperlu mungkin (SMS, WA atau telephone) guna menghindari dampak negatif dari penggunaan alat canggih yang satu ini.

Hal penting lainnya, siswa harus memanfaatkan fasilitas handphone untuk kegiatan sekolah, seperti browsing, pemotretan (bila dibutuhkan), namun dengan tetap mematuhi kebijakan sekolah dimana pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa dilarang mengoperasikan handphone. Perlu pula ada penegasan terhadap siswa dalam penggunaan handpone, baik dari guru maupun orang tua di rumah.

 

  1. Daftar Pustaka

Anwar, Saiful. 2013. Kelebihan dan Kelemahan Media.

Cholid, Moh. Ghufron. 2013. Manfaat Handphone Dalam Kehidupan.

Eko, Ras. 2013. Jenis – jenis media pembelajaran. Online. http://www.ras-eko.com. Diakses 15.51 20/03/2014.

Faisal, Rafi. 2014. peranan-penting-teknologi-informasi-dalam-dunia-pendidikan. Online. http://rafifaisal.wordpress.com. Diakses 15.23 12/03/2014.

Harlona, Altaf. 2013. Kelebihan Handphone Sebagai Media. Online.http://handphoneforeducation.blogspot.com. Diakses 15.31 20/03/2014 

Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Online.http://belajar psikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/. Diakses 15.12 20/03/2014.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2288567-pengertian-siswa/

http://p3laj4r.blogspot.com/2012/04/dampak-handphone-terhadap-prestasi.html

http://teknologi-mu.blogspot.com/2012/09/sejarah-handphone-dan-perkembang annya.html.

http://www.anneahira.com/sejarah-handphone.htm.

Miarso, Yusufhadi. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Nur Ibrahim, Rohmat. Terampil Berkomputer Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

www.google.com

 

Tinggalkan Balasan