You are currently viewing Berdiri di Zaman Kolonial Belanda, Begini Sejarah Lahirnya SMPN 1 Pangkalpinang

Berdiri di Zaman Kolonial Belanda, Begini Sejarah Lahirnya SMPN 1 Pangkalpinang

BANGKAPOS.COM–Cikal bakal SMPN 1 Pangkalpinang dimulai dari pendirian Hollandsch Chineesche School (HCS) pada tahun 1917 oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Pangkalpinang, ibukota Keresidenan Bangka.

Gedung HCS berlokasi di jalan Garuda, berdekatan dengan Bioskop Garuda (dibangun tahun 1919), bioskop Surja atau Aurora (dibangun tahun 1920) dan restoran Noordpool (berdiri tahun 1920) serta kawasan Pasar Mambo.

Jalan Garuda setelah kemerdekaan berganti nama menjadi jalan Mayor H. Muhidin, walaupun nama jalan Garuda masih tetap diingat masyarakat Pangkalpinang hingga saat ini.

Lokasi HCS sangat strategis karena terletak di antara beberapa kampung serta dijadikan sebagai pemisah atau pembatas yang sengaja dibuat pemerintah kolonial antara kampung masyarakat Cina dan kampung masyarakat Melayu dalam konteks politik adu domba (devide et impera) saat itu.

Pada sisi sebelah Utara terdapat Kampung Tengah dan Kampung Dalam, pada sisi Selatan terdapat Kampung Bintang atau Naisifuk dan Kampung Besi atau Thiatphu.

Sedangkan pada sisi Barat terdapat Kampung Kerkhof, karena terdapat pemakaman umum orang Belanda dan Jepang.

HCS didirikan dengan konsep pengajaran bahasa Belanda dalam sekolah berbahasa Tionghoa.

Lulusan HCS umumnya melanjutkan sekolah ke Batavia (Jakarta) dan setelah lulus dapat bekerja sebagai jurutulis atau pegawai rendahan di kantor pemerintah atau di perusahaan swasta dan perusahaan pertambangan timah di Pulau Bangka.

Lama bersekolah di HCS adalah 7 tahun. Sekolah biasanya dimulai pada bulan September setelah libur panjang pada bulan Agustus.

Berdasarkan volkstelling atau sensus penduduk yang dilakukan pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1920, jumlah masyarakat Cina Bangka sebanyak 67.398 orang, atau 44% dari total 154.141 orang penduduk Pulau Bangka.

Sebanyak 10.653 orang Cina tinggal di Pangkalpinang atau 68,9% dari seluruh penduduk kota Pangkalpinang yang berjumlah 15.666 orang termasuk orang Eropa. Sangat wajar bila pemerintah kolonial mendirikan HCS di Pangkalpinang yang dikhususkan untuk anak-anak warga Cina.

Sehingga, menghasilkan alumnus dengan karakter toleransi yang mengakar kuat sebagai ciri khas masyarakat Bangka Belitung.

Hingga saat ini, bangunan asli masa HCS masih tetap dipertahankan sebagai ciri khas SMPN 1 Pangkalpinang yang menjadi salah satu bangunan bersejarah kebanggaan masyarakat kota Pangkalpinang.

Bangunan asli masih terawat dan digunakan sebagai ruang kelas.

Pemerintah kota pun telah mengakui eksistensi SMPN 1 sebagai salah satu
bangunan bersejarah kebanggaan Kota Pangkalpinang dan pada bulan Juni 2017 lalu, Pemerintah Kota Pangkalpinang mencanangkan SMPN 1 sebagai satu-satunya “Sekolah Model Berwawasan Sejarah”.

Dengan latar belakang sejarah tersebut, SMPN 1 telah diakui sebagai pelopor pembauran masyarakat kota Pangkalpinang yang multietnis-multikultural sebagai salah satu kekuatan bangsa di masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

Tidak ada data valid mengenai tanggal pendirian HCS selain tahun pendiriannya yaitu 1917. Tetapi mengingat hari masuk sekolah pada masa Hindia Belanda dimulai pada bulan September setelah liburan panjang bulan Agustus, maka peringatan hari jadi SMPN 1 Pkp yang disepakati adalah tanggal 1 September.
(Disarikan dari tulisan Drs. Akhmad Elvian – Sejarawan Bangka, Alumnus SMPN 1 Pangkalpinang tahun 1984)

Sumber : https://bangka.tribunnews.com/2017/08/14/berdiri-di-zaman-kolonial-belanda-begini-sejarah-lahirnya-smpn-1-pangkalpinang?page=all

Tinggalkan Balasan