You are currently viewing CERPEN SI CANTIK BERMAKNA

CERPEN SI CANTIK BERMAKNA

Oleh . MULYANI

Kepala SD Negeri 27 Kota Pangkal Pinang

Pagi ini kulihat,betapa indahnya anugerah Sang Pencipta tak dapat dibandingkan dengan apapun. Kilauan cahaya cantik memukau diselah sisa tetesan hujan…terkesimak bathinku dalam mengagumimu,kemudian perlahan serasa semilir angin sepoi-sepoi meniup perlahan dedaunan hijau,bergerak perlahan seirama seolah-olah mengeluarkan melodi-melodi indah yang tak tertangkap dalam pendengaranku,sentuhan kalbu menyejukkan hatiku. Kemudian diselah sudut netraku terarah pada helai-helai daun yang melambai-lambai saling bergesekan sesekali  bak meliuk-liuk bercengkrama antar satu daun dengan daun lainnya. Wahh…sedamai itukah mereka saling menyapa,lembut tanpa suara gaduh terdengar. Subhanallah…gumamku,satu hal terisyarat pelajaran diambil dari daun melambai bergerak,bermelodi indah seiring tiupan sepoi angin seirama dalam hentakan lembut,benar nyata terasa ini menambah nutrisi mataku. Seketika aku terhenyak dan mengusik lamunan, panggilan merdu terdengar, “hey”,…ini suara yang tak asing dan selalu setia menyapaku,setiap pagi suara lembut nan syahdu  merayu dan terkadang hampir tak terdengar saking halusnya. Setiap hari tak bosan dirimu selalu menyapa sambil tersenyum lembut hingga menggetarkan alunan syaraf halusku. Dan acapkali waktunya kau hadir membelai lembut kalbu,tak pernah satu katapun keluar dari mulutmu bahwa kau tak menyukaiku.  Hari-haripun berlalu terasa indah kau temaniku dari pagi hingga menjelang pagi lagi dan lagi.  Pagi itu disertai rintik hujan aku masih melihatmu selalu tegar dan memancarkan aura cantikmu,menyertai pagi yang indah dan menyenangkan,apakah ini akan selamanya tanya benakku. Semoga ini pertanda akan memberi warna –warni kebahagiaan selalu dalam hidupku…Seiring waktu bergulir,detik demi detik berlalu silih berganti aku merasa ada hal yang aneh saat ini kau tak lagi menyapaku,tak lagi memberi senyuman,dan…tak lagi..tak lagi…ahhh ada apa ini,segala argumen ku berkecamuk jadi satu dan tak biasanya kau diam membisu dan seisi diri serasa sepi hingga menyayat sembilu. Kemudian kucoba lagi mencari tahu ada apa denganmu,tatap mataku terhenti dan terus menelisik apakah ada suara semerdu dulu hadir kembali dijaringan antenaku ah,…suara lembut itu,…mana,…mana dalam jeritan tanyaku,ku cari tahu lebih dekat ketempat biasa kau menyapaku,seketika itu akupun terkesiap,kuarahkan pandanganku kebawah,langkah kakiku membatu,kulihat kau tergeletak membisu dan mengering. Oh,..tidak…tidak…tolak hatiku. Sambil menatapmu pandanganku terasa kabur kenapa cantik,apa yang terjadi pada dirimu waktu itu kau masih segar dan selalu terlihat keceriaan sepanjang hari  dan kini…kau mengering tergeletak.

Leave a Reply