Oleh: Dr. Erwandy, S.E, M.M. – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang
PAGI itu, udara Pangkalpinang terasa sejuk. Di sekolah sederhana di pinggir kota, seorang guru menatap murid-muridnya yang tengah menyalin pelajaran dengan spidol yang mulai menipis. Di balik seragam sederhana dan sepatu yang mulai aus, tersimpan mimpi besar yang tidak boleh padam.
Dan mungkin tanpa mereka sadari, mimpi itu kini sedang diperjuangkan bersama, melalui sebuah visi bernama Pangkalpinang SMART 2030. Sebuah misi besar yang bukan sekadar rencana pembangunan, namun juga gerakan moral yang menyalakan cahaya pengetahuan di setiap kepala, dan kehangatan empati di setiap hati.
Seperti diungkapkan Malcolm X, “Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today.” Pendidikan memang paspor menuju masa depan dan Pangkalpinang sedang memastikan bahwa setiap anak memiliki paspor itu.
SMART 2030: cerdas yang berkeadilan
Mimpi besar untuk menjadikan Pangkalpinang sebagai kota SMART pada tahun 2030 kini sudah digaungkan. Wali Kota Prof. H. Saparudin, Ph.D. dan Wakil Wali Kota Dessy Ayutrisna, S.E., M.M. menegaskan visi pembangunan yang menciptakan masyarakat cerdas, inklusif, berbudaya, dan berkeadilan. SMART bukan sekadar akronim dari Seimbang, Mapan, Amanah, Rukun, dan Tangguh, tetapi menjadi fondasi nilai yang menuntun Pangkalpinang tumbuh dengan keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan.
Pemerintah Kota Pangkalpinang sadar, tak ada kota yang benar-benar “smart” tanpa manusia yang berpikir kritis, berakhlak kuat, dan berjiwa sosial tinggi. Karena sebesar apa pun infrastruktur dibangun, masa depan sejati hanya tumbuh dari pikiran dan karakter warganya.