You are currently viewing SPMB: Saatnya Perubahan Mindset Bersama?

SPMB: Saatnya Perubahan Mindset Bersama?

Pemerintah daerah melalui satuan pendidikan hanya menjalankan kebijakan. Kebijakan ini bukan sekadar prosedur administratif, tetapi sebuah langkah serius untuk menciptakan keadilan dan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh anak Indonesia. Namun, di sisi lain menghadapi tantangan besar dalam perubahan mindset masyarakat yang masih merasa bahwa sekolah tertentu adalah jaminan masa depan cerah bagi anak mereka.

SPMB membutuhkan perubahan mindset bersama?

Policy ini menuntut perubahan mindset dari semua pihak. Bukan hanya orang tua yang harus berubah, tetapi juga sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Sekolah perlu beradaptasi dengan kebijakan ini dengan mengutamakan kualitas pendidikan daripada sekadar mengejar kuota atau jumlah siswa. Sistem pendidikan pun harus diubah agar pemerataan kompetensi guru dan sarpras satuan pendidikan yang mumpuni.

Keinginan orang tua memberikan pendidikan yang terbaik sangat dipahami. Tetapi percayalah, memaksakan anak ke sekolah yang dianggap favorit, penuh sesak bukanlah bentuk cinta yang sebenarnya. Bayangkan saja, sebuah sekolah yang muridnya jauh melebihi kapasitas. Guru yang seharusnya membimbing menjadi kewalahan, suasana belajar jadi tidak kondusif. Di sini, anak tidak lagi belajar dengan penuh semangat, melainkan berjuang di tengah tekanan dan persaingan yang tidak sehat. Ini bukan hanya soal angka dan statistik, tetapi soal masa depan yang sedang direnggut sedikit demi sedikit.

Data resmi dari Kementerian Pendidikan menunjukkan ada banyak sekolah di daerah lain yang justru kekurangan murid, padahal kualitas pendidikannya tidak kalah. Sayangnya, stigma “sekolah favorit” masih kuat menempel di benak banyak orang tua. Padahal, anak yang belajar di sekolah sesuai domisili dan kapasitasnya justru mendapat perhatian lebih dari guru, suasana belajar yang lebih nyaman, dan kesempatan berkembang yang lebih optimal.

Psikolog anak juga sudah memperingatkan, tekanan berlebihan dari orang tua bisa menimbulkan stres dan kecemasan yang berujung pada menurunnya prestasi akademik dan bahkan gangguan mental. Anak-anak ini tidak seharusnya menjadi korban ambisi orang dewasa.

Leave a Reply