You are currently viewing Merdeka Belajar Wujudkan Kepemimpinan Murid

Merdeka Belajar Wujudkan Kepemimpinan Murid

Oleh Silvia Dwi,S.IP, S.Pd, Guru SD Negeri 6 Pangkalpinang -.

Murid sesungguhnya memiliki kemampuan yang luar biasa. Murid tidak hanya sekadar mampu menerima instruksi guru saja, namun memiliki potensi yang sesungguhnya harus dikuatkan dengan  memberikan kesempatan mereka memekarkan potensi dan menguatkan kepemimpinannya. Melibatkan murid mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program sangat penting dilakukan. Dengan demikian, sekolah hendaknya  menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan yang dapat mewujudkan kepemimpinan murid.

Menerapkan program yang berpihak pada murid salah satunya yaitu mengakomodir suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Kepemimpinan murid sesungguhnya sesuatu yang hendaknya ditumbuhkan dengan cara memberikan kesempatan kepada murid untuk bersuara, menentukan pilihan, dan kepemilikan murid. Kondisi saat ini adalah murid belum terbiasa dan belum percaya diri untuk mengemukakan pikiran, pilihan,dan kepemilikan murid. Butuh usaha yang sungguh-sungguh dalam menuntun mereka agar memiliki jiwa kepemimpinan. Selain itu, lingkungan sekolah belum sepenuhnya memberikan atmosfer dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid. Sehingga, merancang program yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid penting dilakukan.

Dalam keseharian di sekolah, murid terkadang sulit untuk menyampaikan pendapatnya. Murid juga belum percaya diri dalam menentukan pilihan serta belum memiliki keyakinan dalam menentukan kepemilikan. Sebagai seorang guru, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Murid menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam  merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler. Budaya positif sekolah hendaknya kita kembangkan dalam rangka menguatkan kepemimpinan murid. Murid diberikan kesempatan untuk bertindak  secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab melalui pembiasaan dan program yang kita rancang dan susun bersama murid-murid kita. Harapannya, sekolah menjadi taman yang indah dalam memaksimalkan potensi mereka. Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam rangka menguatkan kepemimpinan murid kita. Murid kita berikan kesempatan untuk bersuara dalam merancang pembelajaran yang sesuai harapan, minat, dan bakat mereka. Murid juga kita libatkan dalam membuat kesepakatan-kesepakatan kelas yang harus mereka laksanakan. Artinya, guru menjadi fasilitator, bukan sebagai instruktur. Murid juga diberikan pilihan terkait dengan apa yang mereka harapkan dan inginkan. Memberikan kotak saran di kelas juga merupakan salah satu cara agar murid dapat mengemukakan suara dan membuat pilihan .

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mengakomodir suara dan pilihan murid terkait pembelajaran. Artinya, minat, bakat, dan potensi murid benar-benar dapat dimaksimalkan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Murid akan merasa lebih dihargai karena pembelajaran mengakomodir minat dan pilihan mereka sehingga ada usaha maksimal yang akan mereka lakukan terhadap pilihan yang mereka ambil. Harapannya, pembelajaran pun akan maksimal dan menyenangkan. Kepemilikan murid terhadap kelas dan sekolah juga hendaknya kita tumbuhkan. Mendesain ruangan kelas sesuai minat mereka hendaknya menjadi pertimbangan guru dalam rangka menjadikan kelas tersebut merasa benar-benar mereka miliki. Sehingga dengan kepemilikan tersebut, murid-murid akan lebih bertanggung jawab dengan kelas mereka.

Salah satu contoh program yang dapat kita terapkan adalah terkait dengan program literasi. Pada program literasi, murid dapat menyuarakan ide dan gagasannya lewat program mading di kelas ataupun di sekolah. Murid-murid diberikan pilihan untuk membuat mading sesuai pilihan, minat, dan bakat mereka. Hasil karya mereka dapat dipajang di mading kelas bahkan sekolah sehingga murid akan bangga karena karyanya dihargai. Sekolah dapat memperlakukan pembuatan mading secara bergiliran antar kelas. Setiap kelas dapat membuat kotak saran terkait suara dari kelas lain ataupun pilihan terkait mading favorit sekolah. Guru dalam hal ini menuntun murid agar dapat menyuarakan ide, aspirasi, dan saran menggunakan kata-kata yang positif dan sopan. Harapannya, murid akan terbiasa dengan atmosfer budaya positif dalam rangka menyampaikan ide , pendapat, dan sebagainya. Karakter ini tentu sangat bermanfaat dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan di sekolah serta meminimalisir bullying yang kini merajarela di banyak sekolah.      

Banyak program yang sesungguhnya bisa kita lakukan dalam mewujudkan kepemimpinan murid. Banyak program yang dapat membuat murid merdeka dalam memberikan suara, menentukan pilihan, dan kepemilikan murid. Cara pandang guru terhadap murid sangat menentukan seperti apa guru akan memperlakukan muridnya dalam pembelajaran. Ketika guru memandang murid dengan segala potensi dan kelebihan yang dimiliki murid, maka murid akan senantiasa dilibatkan dalam berbagai hal, tidak hanya sekadar penerima instruksi atau bahkan hanya menjadi penonton saja. Ketika atmosfer merdeka belajar kita terapkan dengan meyakini bahwa murid memiliki potensi yang luar biasa, maka kita pun dapat melepaskan sekat-sekat belenggu murid dalam mengemukakan pendapat, pilihan, dan kepemilikan murid sehingga kepenmimpinan murid akan terwujud.Memaknai merdeka belajar dengan meyakini setiap murid memiliki potensinya menjadikan pembelajaran semakin bermakna. Dengan kebermaknaan tersebut, harapannya akan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan. Oleh karena itu, butuh komitmen dan kolaborasi dalam mewujudkan hal tersebut. Komitmen untuk senantiasa mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid serta kolaborasi dalam mewujudkan budaya positif dalam memekarkan potensi murid menjadi kunci memerdekakan murid. Memerdekakakn yang dapat mewujudkan kepemimpinan generasi-generasi pemegang estafet bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan