Saya teringat Pak Ishak yang akhirnya tersenyum setelah berhasil mengintegrasikan AI ke rencana pelajarannya, tanpa kehilangan sentuhan pribadinya. Di akhir pelajaran, ia menulis di papan tulis: “Teknologi bisa membantu kita belajar, tapi hati tetap yang menentukan arah hidup.”
Maka untuk para guru di seluruh penjuru negeri, saya ingin berkata:
Jangan takut pada AI. Tak perlu merasa tergantikan. Karena Anda tidak pernah digaji untuk menjadi mesin. Anda hadir untuk menyentuh jiwa. Dan itu, tidak akan pernah bisa dilakukan oleh algoritma mana pun.
Karena pendidikan karakter dimulai bukan dari teknologi, tapi dari keteladanan. Dan di sanalah, guru tetap jadi bintang utama.
Sumber Berita : https://kumparan.com/erwan-dy/24o5LVeaq9L/full?utm_source=Mobile&utm_medium=wa&shareID=hNr4kJInq6UH